Hangat. Tidak terlalu dingin. Tidak terlalu panas. Tetapi jika dibiarkan terlalu lama nantinya juga akan menjadi dingin. Seperti kehadirannya.
Jika dia
ada akan terasa hangat. Jika terlalu lama bersamanya akan menjadi dingin. Mengapa?
Karena aku dan dia “selalu bersama tetapi tak bisa bersatu” (Sepatu – Tulus).
Iya, aku
dan dia tak akan pernah menjadi kita.
Nafasnya terasa
hangat setiap ia menyanyikan sebait dua bait lagu, bersamaku. Setiap ia lelah
dan menyandarkan dagunya di pundakku. Tangannya terasa hangat setiap ia memegang
pundakku dan mendekatkan ke tubuhnya, mengguncang tubuhku yang mungil, seakan menguatkanku. Pun setiap
aku terganggu oleh nyamuk. Tanpa ucap, telapak tangannya yang hangat seketika
menutupi bagian kakiku yang mulai memerah karena gigitan nyamuk.
Tidak bertahan
lama. Hangat itu tergantikan dengan rasa dingin. Semakin lama semakin menusuk. Tidak.
Aku dan dia tidak bisa seperti ini seterusnya. Nyeri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar